Pengertian
Post
partum (Puerperium) adalah suatu keadaan
mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah + 6 minggu akan seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Sektio cesaria
atau persalinan cesaria adalah suatu
cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.
Ketuban
Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan 1 jam atau lebih sebelum
terjadi persalinan
Berdasarkan
definisi diatas dapat disimpultan sektio
cesaria atas indikasi ketuban pecah dini
adalah cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina
karena pecahnya selaput ketuban spontan 1 jam atau lebih sebelum terjadi persalinan.
Indikasi dilakukan sektio Cesaria
Indikasi pada Ibu
Placenta previa sentralis dan lateralis (Posterior)
CPD
Panggul sempit
Disproporsi sevalo-pelvik
Ruptur uteri mengancam
Partus lama (Prolonged Labor)
Partus tak maju (Obstructed Labor)
Distosia serviks
Pre eklamsi dan hipertensi
Indikasi pada janin
Mal presentasi janin
Letak lintang
Letak bokong
Presentasi dahi dan muka (Defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil.
Gemeli
Gawat janin
(Mochtar, 1998 :
118-119).
Komplikasi
Infeksi
Puerperalis (nifas)
Ringan
Dengan kenaikan suhu beberapa
hari saja
Sedang
Dengan kenaikan suhu yang
lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.
Berat
Dengan peritonitis, sepsis dan
ileus paralitik, hal ini sering kita
jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intra
partal kaena ketuban telah pecah terlalu
lama.
Perdarahan disebabkan karena :
Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
Atonia uteri
Perdarahan pada placenta bed
Luka kandung kemih, emboli paru dan lekuhan
kandung kemih, bila reperitonialisasi terlalu
tinggi.
Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan
mendatang
Fisiologi
Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan
pecah dini bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam
obstetri berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu,
ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
d an serviks.
Penanganan ketuban
pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi. Adanya infeksi pada komplikasi
ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan.
Periode Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode
Puerpurium dini
Kepulihan dimana klien dimana klien telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Puerpurium intermedial
Kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
Remote puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau aktu persalinan
mempunyai komplikasi.
Adaptasi Fisiologi
Tanda-tanda vital
Suhu
Pada 24 jam pertama suhu tubuh
ibu dapat meningkat sekitar 380C
hal ini mungkin disebabkan oleh kaena eksresi otot, dehidrasi dan
perubahan hormonal, keadaan ini harus kembali normal sesudah 24 jam pertama
untuk hari ke 2-3 suhu tubuh dapat naik diakibatkan karena
pembengkakan payudara.
Tekanan darah
Sedikit mengalami penurunan
sekitar 20 mmHg atau lebih pada tekanan
systole akibat dari hipotermi ortostatik. Ditandai dengan sedikit pusing pada saat
peubahan posisi dari berbaring ke berdiri dalam
48 jam pertama.
Nadi
Dapat mengalami bradikardi
50-70 x/menit pada 6-8 hari post partum
akibat perubahan cardiac output dan volume akan
kembali seperti sebelum hamil sekitar 3 bulan post partum.
Pernafasan
Tidak mengalami perubahan.
Adaptasi Sistem Reproduksi
Perubahan corpus uteri
Involusio uteri
Pada akhir kala III persalinan,
uteus berada kurang lebih 2 cm dibawah
umbilikus dimana fundus di sakral promotorium ukuran uterus mendekati
ukuran kehamilan 16 minggu panjang 14 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm serta
berat sekitar 1000 gram. 12 jam pertama tinggi fundus uteri sekitar 1 cm diatas
umbilikus selanjutnya akan turun 1-2 cm setiap 24 jam. Uterus tidak akan teraba lagi pada hari ke 9 post partum, berat
uterus minggu pertama post partum sekitar 500 gr , 350 gr pada minggu ke 2 post partum dan
minggu ke 6, 50-60 gr. Involusio uteri dalam
4-6 minggu terjadi pada prinsipnya oleh karena penurunan ukuran sel-sel
miometrium seseorang.
Kontraksi Uterus
Intensitas kontraksi uterus
meningkat secara berarti segera sesudah melahirkan utuk mengurangi volume
intrauteri selama 1-2 jam pertama sesudah
melahirkan aktivitas uteri menerus secara halus dan cepat kemudian menjadi stabil. Kontraksi uterus ini
akan menjepit pembuluh darah uterus sehingga perdarahan setelah placenta
dilahirkan dapat berhenti.
After pain
Pada prinsipnya tonus uterus
meningkat sehingga pada umumnya fundus keras, kontraksi dan relaksasi periodik
ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang disebut ”after pain” muncul pada awal post partum dan berakhir
pada hari ke 2-3 post partum.
Tempat melekatnya placenta
Segera setelah placenta lahir,
tempat melekatnya placenta menjadi tidak beraturan dan ditutupi oleh vaskuler
yang konstriksi serta trombosin. Pada endometrium terjadi pembentukan skor
sebagai proses penyembuhan luka dengan
tujuan untuk m emungkinkan kembali implantasi dan pembentukan plasenta,
regenerasi sempurna pertumbuhan endometrium pada akhr mingu ke 3 post partum
kecuali pada bekas menempelnya plasenta belum sempurna pada akhir minggu ke 6
post partum.
Lochea
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum
uteri yang dikeluarkan melalui vagina
pada masa nifas.
Post partum hari 1-3 warna lochea merah tua
disebut lochea rubra berisi sel daah merah, sisa selaput ketuban, sel decidua,
sisa serviks caseosa, sisa trofoblas dan
leukosit.
Post partum hari ke 3-4 warna lochea pink atau
coklat disebut lochea serosa berisi sel darah tua, serum, lekosit dan sisa
jaringan.
Kurang lebih 10 hari post partum disebut lochea
alba, warna kuning sampai dengan putih, berisi leukosit, desidua, mukosa
serviks, sel-sel epitel, serum bakteri berlangsung sampai 2-6 minggu post
partum.
Cerviks
Cerviks dan segmen bawah rahim
tampak oedem, tipis dan terbuka untuk
beberapa hari sesudah melahirkan portio terasa lunak, tampak kemerahan dan bisa
terjadi laserasi. Hal ini merupakan kondisi optimum untuk terjadinya infeksi
setelah 18 jam post partum cerviks memendek. Konsistensi mengeras dan bentuknya
akan kembali pada akhir minggu pertama, pemulihan sudah akan sempurna dan
bentuk ostium uteri eksterna tidak akan
kembali seperti sebelum hamil tetapi bentuknya akan sedikit melebar (Fish
mouth).
Vagina dan perineum
Keadaan vagina yang lembut
akan kembali seperti pada 6 minggu setelah melahirkan rugae akan tampak kembali
pada 4 minggu setelah melahirkan
penebalan mukosa vagina terjadi bersamaan dengan kembalinya fungsi ovarium. Keadaan
hipoestrogen dapat menurunkan jumlah mukus dan penipisan mucosa vagina.
Introitus vagina terjadi oedem, eritema terutama pada daerah episiotomi atau
laserasi.
Abdomen
Pada hari pertama sesudah
melahirkan saat berdiri ibu post partum akan
merasakan bahwa daerah perut terasa menggantungkan karena otot abdomen tidak dapat menahan iri abdomen dan
selama 2 minggu setelah melahirkan dinding abdomen relaksasi dan kurang
lebih 6 minggu dibutuhkan waktu untuk
mencapai keadaan sebelum hamil, kembalinxa tonus otot ini tergantung dari
latihan (Senam) dab jumlah darh haBingan lAm`k.
Adaptasi sistem endokrin
Deneah lepasn9a place`ta ak`n terbadi
penqrunan kadar estBocen prlg`speroh dan prolakDin. Pro`ajtan akal seiakin
leburun sepebti menddk`ti se"elum hamil `p`bila ibu persAbtt tidak
mdnyusuh bayihya di`tas manggq pept`ma. S`d`nek`n estrogen akan meningk`t p`da
kondisi hbu pidak menyusqi dan m%ncapai fase vaskuler pada minggu ke-3 post
partum. Untuk menstruasi pada ibu tidak
menyusui akan berlangsung pada minggu ke-36 post partum.
Kandung sistem urinarius
Kandung kemih mengalami trauma proses
kelahiran akibat penekanan dan oedema sehingga mengalami over distensi dan
mengakibatkan pemenuhan kandtng kemih tidak sempurna. Terjadi 2-3 hari pertama
melahirkal. Adaptasi sistem
Gastrointestinal
Mengalami perubahan karena adanya
penurunan mobilitas dari usus besar,
kehilangan cairan dan adanya rasa tidak
nyaman pada peritoneum. Kembalinya fungsi dari sistem gastrointestinal dimulai
pada minggu pertama post partum yaitu saat konsumsi makanan dan cairan ibu
meningkat dan adanya pengurangan gangguan
rasa nyaman perineum.
Adaptasi sistem cardiovaskuler
Kehamilan menyebabkan hipervolemia dan menambah
50% dari peningkatan sirkulasi volume darah akibat kehilangan darah pada saat
melahirkan, darah keluar sekitar 400-500 cc, pada persalinan normal.
Bradikardi sebagai kompensasi jantung untuk
menurunkan resistensi cairan.
Menggigil pada ibu post partum sering dialami, pengeluaran keringat terutama malam
hari sebagai mekanisme tubuh untuk mereduksi cairan yang tertahan selama
kehamilan.
Jumlah haemoglobin, hematokrit dan eritrosit
selama 72 jam pertama setelah melahirkan, leukosit mengalami peningkatan pada
10-12 hari pertama setelah melahirkan
sehingga resiko terjadi infeksi, begitu juga faktor pembeku juga mengalami
peningkatan sehingga resiko terjadi trombo emboli. Hal ini disebabkan karena
imobilisasi dan kerusakan area.
Cardiac output menurunkan 50% beberapa menit setelah melahirkan dan
sebelum melahirkan dan berangsur kembali seperti sebelum melahirkan dalam 2-3
minggu.
Adaptasi Neurologi
Kadang pusing karena stress atau
hipertensi saat hamil dan lain-lain akan hilang 1-3 hari untuk post partum normal
atau beberapa minggu tergantung penyebabnya dan pengobatan yang efektif.
Adaptasi Sistem Muskuloskeletal
Akibat peregangan selama hamil akan berakibat
terjadi penurunan tonus otot abdomen
pada saat pasca persalinan,
pemisahan otot selama kehamilan tersebut disebut”Diastaksis Rectus” dan akan
tampak dinding perut lembut dan lentur.
Adaptasi Sistem Integumen
Cloasma gravidarum akan menghilang pada
akhir kehamilan sedang hiperpigmentasi pada putting dan areola mammae mungkin
belum hilang sempurna sesudah melahirkan.
Adaptasi Sistem Imunologi.
Vaksin rubella sebagai pencegahan dan iso
Imun Rh ditentukan untuk kebutuhan itu.
Adaptasi Psikologi
Fase Taking In (Ketergantungan)
Terjadi hari ke 1 dan 2 setelah
melahirkan, waktu dimana ibu membutuhkan
perlindungan dan pelayanan. Hal ini mempersempit persepsinya dan mengurangi
kemampuannya berkonsentrasi pada informasi baru.
Fase Taking Hold (ketergantungan,
ketidaktergantungan)
Terjadi hari ke 3 sampai minggu ke 4-5,
waktu dimana ibu siap menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal
baru. Namun demikian, tubuhnya mengalami perubahan akibat pengaruh hormonal.
Fase Letting Go (Saling Ketergantungan)
Dimulai sekitar minggu ke-5 sampai ke-6
setelah kelahiran, keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggotanya yang baru, tubuh pasien telah sembuh.
Perasaan rutinnya telah kembali.
Fase-fase penyembuhan luka
Fase Infiltrasi
Fase inflamasi berlangsung sejak
terjadinya luka sampai kira-kira hari ke-5. pembuluh darah yang terputus pada
luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh
akan berusaha menghentikannya
dengan vasokonstriksi. Pengerutan ujung pembuluh darah yang putus (retraksi)
dan reaksi hemostatis.
Fase Proliferasi
Fase ini berlangsung dari akhir fase
inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ke-3. pada fase ini serat d ibentuk dan
dihancurkan kembali untuk menyelesaikan dengan regangan pada luka yang
cenderung mengerut.
Fase Penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan
yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih. Penyusutan sesuai
dengan gaya gravitasi dan akhirnya perapatan kembali jaringan yang baru
terbentuk. Fase ini dapat berlangsung
berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap.
Manifestasi Klinik
Keluar air ketuban warna putih
keruh, jernih, hijau atau kecoklatan, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
Janin mudah teraba
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air
k etuban sudah kering.
Tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban
tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lekosit darah > 15.000/menit bila
terjadi infeksi
Tes lakmus merah menjadi biru
Aminosintesis
USG
Menentukan usia kehamilan, indeks cairan
amnion berkurang.
Pengkajian Fokus
Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur
pembedahan kira-kira 600-800 ml.
Integritas
ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional dari
keembiraan sampai ketakutan, marah atau
menarik diri. Klien atau pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima
peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk
menghadapi situasi baru.
Eliminasi
Kateter urinarius mungkin terpasang :
Urine jernih pucat. Bising
usus tidak ada, samar / jelas.
Makanan / cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi
pada awal
Neurosensori
Keusakan gerakan dan sensasi dibawah
tingkat anestesi spinal epidural.
Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari
berbagai sumber, misalnya trauma bedah / insisi, nyeri penyerta, distensi
kandung kemih / abdomen, efek-efek anestesi. Mulut mungkin kering.
Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler
Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit
noda / kering dan utuh jalur parenteral,
bila digunakan, paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan.
Seksualitas
Fundus konstraksi kuat dan terletak
diumbilikus. Aliran lochea sedang dan bebas dan bebas bekuan berlebihan /
banyak.