MULAI AWAL BARU
saya tersenyum dan dalam hati berkata...
"kini apa yang kamu rasa seperti yang pernah ibuku rasakan"
"apa sungguh kamu tidak malu mengatakan itu pada ku?"
"kamu orang yang merenggut kebahagiaanku, kini mengadu kepadaku"
"hahahaha..."
rasa puas dalam hatiku....
aku hapus sms itu sembari tersenyum.
secara tidak langsung dendamku telah sedikt terbalas.
kini lihat siapa yang akan hancur.
entah mengapa bara api dalam hatiku tidak bisa padam.
meski bertahun-tahun guruku telah menasehatiku.
rasa dendamku kadang terkikis, namun menebal lagi dengan apa yang aku saksikan.
ah sudahlah, lupakan sejenak tentang dia.
biarkan dia bersenang- senang dan menuju kehancurannya.
seperti anak lainnya selepas kuliah aku menganggur.
walau dengan nilai yang cukup tinggi.
itu bukan berarti aku tidak diterima di dalam bidangku.
aku bahkan dilamar oleh salah satu anak usaha kampusku dulu.
namun aku menolak, bukan karena aku ingin menganggur.
namun lebih kemateri, tawaran gajinya sama seperti uangsakuku dulu.
mana mungkin aku bisa menata hidup.
di sela aku menganggur aku menjalani hobiku, yaitu memancing.
ya...sering dibilang hobi ini hobi orang malas.
namun untukku tidak begitu.
aku lumayan piawai dalam memilih lokasi dan mendapatkan ikan.
setiap kali memancing aku tidak hanya melepas semua kepenatanku.
namun aku selalu membawa hasil yang lumayan banyak.
kalau kalian tau karung 10 kg beras maka ikan yang aku dapatkan separuhnya.
lebih dari cukup untuk lauk hari ini dan besok.
begitu terus aku berjalan selama satu bulan.
sampai pada ahirnya ada celotehan dari tetangga ke nenekku.
"cucumu sudah tidak diterima jadi tukang pel lagi?"
"tiap hari kerjaannya hanya mancing saja"
"sarjana kok nganggur, sarjana yang gak laku"
"lihat cucuku, dia hanya lulusan sekolah menengah"
"cucuku menggembala kambing tapi bisa beli motor baru"
"cucumu yang sarjana malah nganggur dan cuma mancing setiap hari"
"sarjana kok nganggur, sarjana yang gak laku"
"lihat cucuku, dia hanya lulusan sekolah menengah"
"cucuku menggembala kambing tapi bisa beli motor baru"
"cucumu yang sarjana malah nganggur dan cuma mancing setiap hari"
nenekku pulang dan menangis mengadu padaku.
aku tau bliau malu dan sedih melihatku dicemooh tetangga
aku tau bliau malu dan sedih melihatku dicemooh tetangga
aku sangat marah pada orang yang bicara seperti itu.
aku ingin melabraknya, namun dicegah nenekku.
maka besoknya aku pergi jalan membawa setumpuk lamaran.
sehari, dua hari sampai duaminggu tidak ada balasan.
aku pikir aku kualat karena menolak lamaran pekerjaan yang dulu.
hehehe....
namun ahirnya datang juga undangan dari salahsatu tempat kerja.
aku datang dan tes kemampuan ini itu, aku di terima dan besok boleh kerja.
sepulang dari tempat kerja tersebut sorenya aku dapat telephon dari tempat kerja lain.
aku di undang untuk wawancara dan tes di ibukota.
tempat kerja itu adalah instansi pemerintahan yang cukup besar di ibu kota.
aku bilang pada ibu dan nenekku.
mulanya mereka melarang, karena tempatnya jauh dan aku sudah dapat tempat kerja.
mereka menghendakiku bekerja di dalam kota dekat tempat inggalku.
aku jelaskan pada mereka, insyaallah aku di terima di tempat yang baik.
waktu itu aku modal nekat saja.
melepas ikan yang sudah ku dapat dan mengejar ikan yang lebih besar.
sedikit arogan, terlalu percaya diri dan sombong.
hehehe.....
aku pun tidak ada uang untuk ke ibukota, apa lagi ibuku.
aku berusaha pinjam dari bapak, namun apa katanya?
"kamu sudah aku sekolahkan, kini semuanya terserah kamu, kamu kan laki-laki"
ucapan yang tidak akan pernah di ucapkan seorang bapak yang sehat.
ya dia mensekolahkanku, namun apa aku diberinya nafkah?
kalo aku tidak diberi makan ibuku dan pamanku apa aku bisa sekolah?
aku sangat sakit hati dengan dia.
aku sangat sakit hati dengan dia.
aku berunding dengan keluargaku, ada dua motor butut dirumah.
motor tua hasil pinjaman bapak katanya.
karena bapak tidak pernah memberikan motor itu pada aku dan adikku.
bapk dulu bilang "motor ini bukan aku berikan, tapi aku pinjamkan"
karena bapak tidak pernah memberikan motor itu pada aku dan adikku.
bapk dulu bilang "motor ini bukan aku berikan, tapi aku pinjamkan"
satu punyaku dan satu punya adikku.
adikku bilang jual saja motorku, nanti motormu aku ambil.
ya itu karena motor adikku jauh lebih memprihatinkan dari motorku.
maka aku pergi ke ibukota, disana aku menumpang di bedeng sahabatku si tot waktu itu.
sepuluh hari aku disana, tiga hari tes dan sisanya aku menunggu kepastian.
disana aku di berimakan dia, dia bekerja sebagai tukang bangunan di proyek.
aku tidak boleh makan sendiri karena dia tau aku tidak punya uang.
uang hasil jual motor hanya cukup untuk transport ke ibu kota da pulang.
aku malu terlalu lama menumpang.
teman-temannya mulai menawariku pekerjaan sebagai buruh di proyek.
aku menolak dengan alasan aku tidak bisa.
bukannya aku sombong, memang aku tidak bisa.
ahirnya aku pun pulang.
dengan masih berharap akan dipanggil lagi.
entahlah apa aku terlalu sombong apa aku terlalu percayadiri.
sekali lagi aku merasa menyesal menyianyiakan pekerjaan yang aku dapat.
entah bagai mana perasaan orang tuaku ketika aku pulang dengan ketidak pastian.
tobe continue.
No comments:
Post a Comment
trimakasih atas kritik dan sarannnya....