Masih Masa Sekolah
saudara yang sanya bayangkan, ternyata tidak lebih dari penipu.
saya pun ahirnya pindah ketempat kos-kosan.
sekarang saya lebih bebas, saya tidak di fitnah lagi.
namun sekarang saya harus lebih menghemat uang jajan saya.
karena uang saku yang diberikan harus saya bagi untuk makan, bayar kos, dan fotocoppy.
perkuliahan berjalan lancar.
setiap hari saya makan dua kali sehari dengan karbo yang tinggi dan sedikit protein.
kenyang lebih penting bagi saya daripada nikmat lidah.
makanya waktu kuliah saya sangat kurus hehe...
kenyang lebih penting bagi saya daripada nikmat lidah.
makanya waktu kuliah saya sangat kurus hehe...
saya coba cari pekerjaan sambilan untuk menyambung hidup.
dari mulai saya mengerjakan tugas teman-teman di warnet.
saya ojek tiap malam di pelabuhan.
semua saya lakukan agar saya dapat tetap kuliah.
agar saya dapat tetap bertahan hidup.
hampir tiap malam saya jadi seorang pembohong.
saya ke rumah bapak, karena terpaksa.
saya terpaksa senyum agar saya tetap di beri sedikit uang untuk makan.
pernah suatu ketika ibu saya marah pada saya, bapak juga marah.
ibuku
"kamu bohong, kamu bilang tidak kerumah bapakmu"
"kamu sudah sangat menyakiti perasaan ibu"
"ibu kecewa sama kamu"
bapakku
"kalo kamu tidak mau kesini dan masih mendengarkan ibumu kamu pulang"
"kamu tidak usah lagi kuliah disini"
"bapak tidak butuh kamu, kamu yang butuh bapak"
hatiku begitu hancur saat itu.
aku bingung siapa yang harus aku pilih.
aku tidak mau mengecewakan ibuku, aku juga masih butuh menyelesekan kuliahku.
keduanya sama-sama punya ego yang tinggi.
saat itu aku merasa, kenapa hidup begitu berat.
kenapa aku tidak bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya.
aku dengar kalau mabuk akan menghilangkan kesedihanku.
maka tanpa pikir panjang aku mendatangi teman-teman yang suka minum.
tito, "kenapa kmu kesini, tumben amat mau ngumpul kita-kita"
aku, "ya aku sedang ada masalah, aku ingin melupakannya sejenak"
"aku ingin minum sedikit, apa kalian ada"
tito, "masalah apa ko sampai kamu mau minum?"
aku, "aku tidak bisa cerita"
tito, "oh ya sudah lah mari kita minum, dan lupakan masalahmu"
malam itu aku minum habis entah berapa.
tubuhku terasa ringan, dan aku terkapar sampai subuh.
saat aku pulang, aku sangat menyesali apa yang aku lakukan.
aku makin benci keluargaku.
aku menyalahkan mereka karena mereka membuat aku begitu kotor.
aku malu pada diriku dan tuhanku.
setiap malam aku menangis seperti perempuan.
aku menangis, dalam ibadahku aku mohon ampunan.
semakin hari semakin besar penyesalanku.
aku seperti tidak sanggup lagi untuk membendung perasaan ini.
setelah satu bulan, aku datang kepada guruku.
aku ceritakan semua kesedihanku.
aku ceritakan semua kesedihanku.
beliau hanya mendengarkan, dan menyemangatiku.
aku sedikit lega telah mengutarakan segala perasaanku.
aku bersyukur beliau orang lain namun mau mengayomi dan menyayangiku.
semoga selalu di berikan kesehatan untuk beliau.
hari-hariku kembali lagi.
aku kuliah di pagi hari, dan bekerja dimalam hari.
ya... memang tidak setiap hari aku bekerja.
sesempatku dan sekuat tenagaku.
kalau mahasiswa lain selepas malam mereka tidur, atau bersenang-senang.
aku tidak....
aku memilih main di warnet di warnet.
bukan untuk game online.
namun untuk mengerjakan tugas kuliah.
bukan hanya untuk mencari bahan belajar, namun menyusun tugas ahir.
hampir setiap hari aku di warnet, itupun selepas jam 00:00.
kenapa aku mengambil jam selarut itu?
ya karena di jam normal satu jam menggunakan komputer di warnet biayanya Rp 3000.
sedangkan selepas jam 00:00 saya dapat pakai komputer sampai pagi hanya Rp 1000/jam.
tentu saya lebih memilih berkorban sedikit demi hemat.
ahirnya saya berhasil lulus dengan nilai baik, dan termasuk sepuluh besar dalam wisuda.
saya sangat senang, saya sangat bangga dan tentu saya bersyukur akan hal ini.
saya bertekat setelah ini saya akan hidup mandiri.
saya tidak akan mengemis lagi ke bapak.
di saat anak-anak lain wisuda orang tuanya sayangat senang, tidak bagi saya.
hanya ibu saya yang senang.
sementara bapak seperti biasa, dia dingin dan sombong.
dia berkata "kalo bukan karena aku kamu mau jadi apa?"
"kita lihat apa kamu setelah lulus bisa cari kerja sendiri atau tetap minta bantuan bapak"
"kita lihat apakah nanti kamu mampu memberi Rp 500.000 ke bapak setiap bulan"
kemudian dia pergi.
sungguh kebahagiaanku langsung hilang.
sebegitu arogannya orang tuaku.
sebegitu meremehkan diriku.
dalam hati aku berkata, "tak apa"
"ini belum berahir, ini awal dari semua perjuanganmu"
"lihat saja, aku akan mengalahkan bapak"
"aku akan lebih sukses dari bapak"
aku tidak akan menelantarkan keluargaku"
"dan aku akan buktikan aku mampu berdiri sendiri"
belakangan aku tau kenapa dia begitu tergesa-gesa pergi dari wisudaku.
istri barunya sms ke aku " selamat atas wisudamu"
" maaf saya tidak bisa datang, bapakmu juga pasti buru-buru pergi"
" karena hari ini dia akan pergi bertemu dengan pacarnya"
entah mengapa saya tersenyum membaca sms itu.
to be continued.
aku bersyukur beliau orang lain namun mau mengayomi dan menyayangiku.
semoga selalu di berikan kesehatan untuk beliau.
hari-hariku kembali lagi.
aku kuliah di pagi hari, dan bekerja dimalam hari.
ya... memang tidak setiap hari aku bekerja.
sesempatku dan sekuat tenagaku.
kalau mahasiswa lain selepas malam mereka tidur, atau bersenang-senang.
aku tidak....
aku memilih main di warnet di warnet.
bukan untuk game online.
namun untuk mengerjakan tugas kuliah.
bukan hanya untuk mencari bahan belajar, namun menyusun tugas ahir.
hampir setiap hari aku di warnet, itupun selepas jam 00:00.
kenapa aku mengambil jam selarut itu?
ya karena di jam normal satu jam menggunakan komputer di warnet biayanya Rp 3000.
sedangkan selepas jam 00:00 saya dapat pakai komputer sampai pagi hanya Rp 1000/jam.
tentu saya lebih memilih berkorban sedikit demi hemat.
ahirnya saya berhasil lulus dengan nilai baik, dan termasuk sepuluh besar dalam wisuda.
saya sangat senang, saya sangat bangga dan tentu saya bersyukur akan hal ini.
saya bertekat setelah ini saya akan hidup mandiri.
saya tidak akan mengemis lagi ke bapak.
di saat anak-anak lain wisuda orang tuanya sayangat senang, tidak bagi saya.
hanya ibu saya yang senang.
sementara bapak seperti biasa, dia dingin dan sombong.
dia berkata "kalo bukan karena aku kamu mau jadi apa?"
"kita lihat apa kamu setelah lulus bisa cari kerja sendiri atau tetap minta bantuan bapak"
"kita lihat apakah nanti kamu mampu memberi Rp 500.000 ke bapak setiap bulan"
kemudian dia pergi.
sungguh kebahagiaanku langsung hilang.
sebegitu arogannya orang tuaku.
sebegitu meremehkan diriku.
dalam hati aku berkata, "tak apa"
"ini belum berahir, ini awal dari semua perjuanganmu"
"lihat saja, aku akan mengalahkan bapak"
"aku akan lebih sukses dari bapak"
aku tidak akan menelantarkan keluargaku"
"dan aku akan buktikan aku mampu berdiri sendiri"
belakangan aku tau kenapa dia begitu tergesa-gesa pergi dari wisudaku.
istri barunya sms ke aku " selamat atas wisudamu"
" maaf saya tidak bisa datang, bapakmu juga pasti buru-buru pergi"
" karena hari ini dia akan pergi bertemu dengan pacarnya"
entah mengapa saya tersenyum membaca sms itu.
to be continued.
No comments:
Post a Comment
trimakasih atas kritik dan sarannnya....