selamat datang

salam sehat ala sholawat shifak

Wednesday, March 29, 2017

Perawatan Post Sectio Caesaria

Pengertian
Post partum  (Puerperium) adalah suatu keadaan mulai setelah partus  selesai dan berakhir setelah + 6 minggu akan seluruh alat genital baru  pulih kembali sebelum ada kehamilan dalam waktu  3 bulan.
Sektio cesaria atau persalinan cesaria adalah suatu  cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding  uterus melalui dinding depan perut.
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan  1 jam atau lebih  sebelum  terjadi persalinan
Berdasarkan definisi diatas  dapat disimpultan sektio cesaria atas  indikasi ketuban pecah dini adalah cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus  melalui dinding depan perut atau vagina karena pecahnya selaput ketuban spontan 1 jam atau lebih sebelum terjadi persalinan.
Indikasi dilakukan sektio Cesaria
Indikasi pada Ibu
Placenta previa sentralis dan  lateralis (Posterior)
CPD
Panggul sempit
Disproporsi sevalo-pelvik
Ruptur uteri mengancam
Partus  lama (Prolonged Labor)
Partus    tak maju (Obstructed Labor)
Distosia serviks
Pre eklamsi dan hipertensi

Indikasi pada janin
Mal presentasi janin
Letak lintang
Letak bokong
Presentasi dahi dan muka (Defleksi)   bila reposisi dan  cara-cara lain tidak berhasil.
Gemeli
Gawat janin
(Mochtar, 1998 : 118-119).
Komplikasi
Infeksi  Puerperalis (nifas)
Ringan
Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
Sedang
Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.
Berat 
Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik, hal ini sering  kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intra partal kaena ketuban  telah pecah terlalu lama.
Perdarahan disebabkan  karena :
Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
Atonia uteri
Perdarahan pada placenta bed
Luka kandung kemih, emboli paru dan lekuhan kandung kemih, bila reperitonialisasi terlalu  tinggi.
Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang
Fisiologi
Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses  persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri  berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu, ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina d an serviks.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi. Adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan.
Periode Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode
Puerpurium dini
Kepulihan dimana klien dimana klien  telah   diperbolehkan berdiri dan  berjalan-jalan.
Puerpurium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
Remote puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk  pulih dan sehat sempurna terutama  bila selama hamil atau aktu persalinan mempunyai komplikasi.
Adaptasi Fisiologi
Tanda-tanda vital
Suhu
Pada 24 jam pertama suhu tubuh ibu dapat meningkat sekitar 380C  hal ini mungkin disebabkan oleh kaena eksresi otot, dehidrasi dan perubahan hormonal, keadaan ini harus kembali normal sesudah 24 jam pertama untuk hari ke     2-3 suhu  tubuh dapat naik diakibatkan karena pembengkakan payudara.
Tekanan darah
Sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau lebih pada  tekanan systole akibat dari hipotermi ortostatik. Ditandai dengan sedikit pusing pada saat peubahan posisi dari berbaring ke berdiri dalam  48 jam pertama.
Nadi
Dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada  6-8 hari post partum akibat perubahan cardiac output dan volume akan  kembali seperti sebelum hamil sekitar 3 bulan post partum.
Pernafasan
Tidak mengalami perubahan.
Adaptasi Sistem Reproduksi
Perubahan corpus uteri
Involusio uteri
Pada akhir kala III persalinan, uteus berada kurang lebih  2 cm  dibawah  umbilikus dimana fundus di sakral promotorium ukuran uterus mendekati ukuran kehamilan 16 minggu panjang 14 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm serta berat sekitar 1000 gram. 12 jam pertama tinggi fundus uteri sekitar 1 cm diatas umbilikus selanjutnya akan turun 1-2 cm setiap 24 jam. Uterus tidak akan  teraba lagi pada hari ke 9 post partum, berat uterus minggu pertama post partum sekitar 500 gr  , 350 gr pada minggu ke 2 post partum dan minggu ke 6, 50-60 gr. Involusio uteri dalam  4-6 minggu terjadi pada prinsipnya oleh karena penurunan ukuran sel-sel miometrium seseorang.
Kontraksi Uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara berarti segera sesudah melahirkan utuk mengurangi volume intrauteri selama 1-2 jam pertama sesudah  melahirkan aktivitas uteri menerus secara halus dan cepat  kemudian menjadi stabil. Kontraksi uterus ini akan menjepit pembuluh darah uterus sehingga perdarahan setelah placenta dilahirkan dapat berhenti.
After pain
Pada prinsipnya tonus uterus meningkat sehingga pada umumnya fundus keras, kontraksi dan relaksasi periodik ini biasanya menimbulkan rasa nyeri yang disebut ”after pain”  muncul pada awal post partum dan berakhir pada hari ke 2-3  post partum.
Tempat melekatnya placenta
Segera setelah placenta lahir, tempat melekatnya placenta menjadi tidak beraturan dan ditutupi oleh vaskuler yang konstriksi serta trombosin. Pada endometrium terjadi pembentukan skor sebagai proses penyembuhan  luka dengan tujuan untuk m emungkinkan kembali implantasi dan pembentukan plasenta, regenerasi sempurna pertumbuhan endometrium pada akhr mingu ke 3 post partum kecuali pada bekas menempelnya plasenta belum sempurna pada akhir minggu ke 6 post partum.
Lochea
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri  yang dikeluarkan melalui vagina pada masa nifas.
Post partum hari 1-3 warna lochea merah tua disebut lochea rubra berisi sel daah merah, sisa selaput ketuban, sel decidua, sisa serviks caseosa, sisa  trofoblas dan leukosit.
Post partum hari ke 3-4 warna lochea pink atau coklat disebut lochea serosa berisi sel darah tua, serum, lekosit dan sisa jaringan.
Kurang lebih 10 hari post partum disebut lochea alba, warna kuning sampai dengan putih, berisi leukosit, desidua, mukosa serviks, sel-sel epitel, serum bakteri berlangsung sampai 2-6 minggu post partum.
Cerviks 
Cerviks dan segmen bawah rahim tampak  oedem, tipis dan terbuka untuk beberapa hari sesudah melahirkan portio terasa lunak, tampak kemerahan dan bisa terjadi laserasi. Hal ini merupakan kondisi optimum untuk terjadinya infeksi setelah 18 jam post partum cerviks memendek. Konsistensi mengeras dan bentuknya akan kembali pada akhir minggu pertama, pemulihan sudah akan sempurna dan bentuk ostium uteri  eksterna tidak akan kembali seperti sebelum hamil tetapi bentuknya akan sedikit melebar (Fish mouth).
Vagina dan perineum
Keadaan vagina yang lembut akan kembali seperti pada 6 minggu setelah melahirkan rugae akan tampak kembali pada 4  minggu setelah melahirkan penebalan mukosa vagina terjadi bersamaan dengan kembalinya fungsi ovarium. Keadaan hipoestrogen dapat menurunkan jumlah mukus dan penipisan mucosa vagina. Introitus vagina terjadi oedem, eritema terutama pada daerah episiotomi atau laserasi.
Abdomen
Pada hari pertama sesudah melahirkan saat berdiri ibu post partum akan  merasakan bahwa  daerah perut  terasa menggantungkan karena otot  abdomen tidak dapat menahan iri abdomen dan selama 2 minggu setelah melahirkan dinding abdomen relaksasi dan kurang lebih  6 minggu dibutuhkan waktu untuk mencapai keadaan sebelum hamil, kembalinxa tonus otot ini tergantung dari latihan (Senam) dab jumlah darh haBingan lAm`k.
Adaptasi sistem endokrin
Deneah lepasn9a place`ta ak`n terbadi penqrunan kadar estBocen prlg`speroh dan prolakDin. Pro`ajtan akal seiakin leburun sepebti menddk`ti se"elum hamil `p`bila ibu persAbtt tidak mdnyusuh bayihya di`tas manggq pept`ma. S`d`nek`n estrogen akan meningk`t p`da kondisi hbu pidak menyusqi dan m%ncapai fase vaskuler pada minggu ke-3 post partum.  Untuk menstruasi pada ibu tidak menyusui akan berlangsung pada minggu ke-36 post partum.
Kandung sistem urinarius  
Kandung kemih mengalami trauma proses kelahiran akibat penekanan dan oedema sehingga mengalami over distensi dan mengakibatkan pemenuhan kandtng kemih tidak sempurna. Terjadi 2-3 hari pertama melahirkal.            Adaptasi sistem Gastrointestinal
Mengalami perubahan karena adanya penurunan mobilitas  dari usus besar, kehilangan cairan dan adanya  rasa tidak nyaman pada peritoneum. Kembalinya fungsi dari sistem gastrointestinal dimulai pada minggu pertama post partum yaitu saat konsumsi makanan dan cairan ibu meningkat dan adanya pengurangan gangguan  rasa nyaman perineum.
Adaptasi sistem cardiovaskuler
Kehamilan menyebabkan hipervolemia dan menambah 50% dari peningkatan sirkulasi volume darah akibat kehilangan darah pada saat melahirkan, darah keluar sekitar 400-500 cc, pada persalinan normal.
Bradikardi sebagai kompensasi jantung untuk menurunkan resistensi cairan.
Menggigil pada ibu post partum sering  dialami, pengeluaran keringat terutama malam hari sebagai mekanisme tubuh untuk mereduksi cairan yang tertahan selama kehamilan.
Jumlah haemoglobin, hematokrit dan eritrosit selama 72 jam pertama setelah melahirkan, leukosit mengalami peningkatan pada 10-12 hari pertama  setelah melahirkan sehingga resiko terjadi infeksi, begitu juga faktor pembeku juga mengalami peningkatan sehingga resiko terjadi trombo emboli. Hal ini disebabkan karena imobilisasi dan kerusakan area.
Cardiac output menurunkan  50% beberapa menit setelah melahirkan dan sebelum melahirkan dan berangsur kembali seperti sebelum melahirkan dalam 2-3 minggu.
Adaptasi Neurologi
Kadang pusing karena stress atau hipertensi saat hamil  dan lain-lain  akan hilang 1-3 hari untuk post partum normal atau beberapa minggu tergantung penyebabnya dan pengobatan yang efektif.
Adaptasi Sistem Muskuloskeletal
Akibat peregangan selama hamil akan berakibat terjadi penurunan tonus otot abdomen  pada saat   pasca persalinan, pemisahan otot selama kehamilan tersebut disebut”Diastaksis Rectus” dan akan tampak dinding perut lembut dan lentur.
Adaptasi Sistem Integumen
Cloasma gravidarum akan menghilang pada akhir kehamilan sedang hiperpigmentasi pada putting dan areola mammae mungkin belum hilang sempurna sesudah melahirkan.
Adaptasi Sistem Imunologi.
Vaksin rubella sebagai pencegahan dan iso Imun Rh ditentukan untuk kebutuhan itu.
Adaptasi Psikologi
Fase Taking In (Ketergantungan)
Terjadi hari ke 1 dan 2 setelah melahirkan,  waktu dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan. Hal ini mempersempit persepsinya dan mengurangi kemampuannya berkonsentrasi pada informasi baru.
Fase Taking Hold (ketergantungan, ketidaktergantungan)
Terjadi hari ke 3 sampai minggu ke 4-5, waktu dimana ibu siap menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Namun demikian, tubuhnya mengalami perubahan akibat pengaruh hormonal.
Fase Letting Go (Saling Ketergantungan)
Dimulai sekitar minggu ke-5 sampai ke-6 setelah kelahiran, keluarga telah menyesuaikan diri dengan  anggotanya yang baru, tubuh pasien telah   sembuh.  Perasaan rutinnya telah kembali.
Fase-fase penyembuhan luka
Fase Infiltrasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari ke-5. pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh  akan  berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi. Pengerutan ujung pembuluh darah yang putus (retraksi) dan reaksi hemostatis.
Fase Proliferasi
Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ke-3. pada fase ini serat d ibentuk dan dihancurkan kembali untuk menyelesaikan dengan regangan pada luka yang cenderung mengerut.
Fase Penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih. Penyusutan sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya perapatan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini  dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua  tanda radang sudah lenyap.
Manifestasi Klinik
Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, hijau atau kecoklatan, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
Janin mudah teraba
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air k etuban sudah kering.
Tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lekosit darah > 15.000/menit bila terjadi infeksi
Tes lakmus merah menjadi biru
Aminosintesis
USG
Menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang.
Pengkajian Fokus
Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml.
Integritas  ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional dari keembiraan sampai ketakutan,  marah atau menarik diri. Klien atau pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
Eliminasi
Kateter urinarius mungkin terpasang : Urine jernih pucat. Bising usus tidak ada, samar / jelas.
Makanan / cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal
Neurosensori
Keusakan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anestesi spinal epidural.
Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, misalnya trauma bedah / insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih / abdomen, efek-efek anestesi. Mulut mungkin kering.
Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vesikuler
Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda  / kering dan utuh jalur parenteral, bila digunakan, paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan.
Seksualitas
Fundus konstraksi kuat dan terletak diumbilikus. Aliran lochea sedang dan bebas dan bebas bekuan berlebihan / banyak.

No comments:

Post a Comment

trimakasih atas kritik dan sarannnya....