selamat datang

salam sehat ala sholawat shifak

Tuesday, March 21, 2017

HERNIA

A.    Pengertian
Suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui lubang kongenital atau didapat.
Penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeurotik dinding perut, baik secara kongenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.
Hernia Ingunalis Lateralis (Indirek) adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis ekternus.
Hernia Inguinalis Medialis adlaah hernia yang melalui dinding inguinal posteromedial dari vasa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga hasselbach.
Hernia terdiri dari 3 hal yaitu kantong hernia, isi hernia da cincin hernia.

B.    Etiologi
1.       Kongenital
2.       Kehamilan
3.       Batuk kronis
4.       Pekerjaan mengangkat benda berat
5.       Mengejan pada saat defekasi
6.       Mengejan pada saat miksi




C.    Manifestasi Klinis
1.       Gejala Klinis
Umumnya penderita mengatakan turun berok, burut atau kelingsir atau mengatakan adanya benjolan diselangkangan / kemaluan. Benjolan itu bisa mengecil atau menghilang dan bila menangis, mengejan pada waktu defekasi atau miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala mual dan muntah bila telah ada komplikasi.
2.       Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum penderita biasanya baik. Bila benjolan tidak tampak maka penderita disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila benjolan sejak permulaan sudah tampak maka harus dibuktikan bahwa benjolan itu dapat dimasukkan kembali. Penderita dalam posisi tidur, bernafas dengan mulut untuk mengurangi tekanan intra abdominal lalu angkat skrotum perlahan-lahan. Bila benjolan itu dapat masuk maka diagnosis pasti hernia dapat ditegakkan. Diagnosis pasti hernia juga dapat ditegakkan bila terdengar bising usus pada benjolan tersebut.
Keadaan cincin hernia perlu pula diperiksa. Caranya dengan mengikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna. Pada keadaan normal maka jari tangan tidak dapat masuk maka penderita disuruh mengejan dan rasakan apakah ada massa yang menekan. Bila massa itu menekan ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis. Sedangkan bila menekan sisi jari maka diagnosisnya adalah hernia inguinalis medialis.

D.    Klasifikasi
1.       Menurut Lokalisasi
a.          Hernia inguinalis
b.         Hernia umbilikalis
c.          Hernia femoralis
2.       Menurut isinya
a.          Hernia usus halus
b.         Hernia omentum
3.       Menurut terlihat atau tidaknya
a.          Hernia internal
1).     Hernia diafragmatika
2).     Hernia foramen winslowi
3).     Hernia obturatoria
b.         Hernia eksternal
1).     Hernia inguinalis
2).     Hernia skrotalis
4.       Menurut kausanya
a.          Hernia kongenital
b.         Hernia traumatika
c.          Hernia insisional
5.       Menurut keadaanya
a.          Hernia reponibilis
b.         Hernia ireponibilis
c.          Hernia inkarserata
d.         Hernia strangulata
Disebut reponibilis bila isi hernia dapat dimasukkan kembali. Ireponibilis bila isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Inkarserata yaitu bila isi hernia terjadi gangguan jalannya isi usus. Gangguan sirkulasi dinamakan hernia strangulata.
6.       Menurut nama penemunya
a.          Hernia petit yaitu hernia didaerah lumbo-sakralis
b.         Hernia Spigellia yaitu hernia yang terjadi pada linea semi sirkularis diatas penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis bagian lateral.
c.          Hernia Richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus terjepit.
E.     Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini terlah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orangtua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie maka pada keadaan yang menhyebabkan tekanan intraabdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita.
Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat miksi misalnya akibat hipertrofi prostat.

F.     Diagnosa Banding
1.       Hidrokel
Benjolan hidrokel mempunyai batas atas tegas, positif pada pemeiksaan luminesensi dan tidak dapat dimasukkan kembali. Selain itu testis pada daerah hidrokel tidak teraba.
2.       Limfadenopati inguinal
Lihat apakah ada infeksi pada kaki. Kadang-kadang benjolan dapat dimasukkan.


3.       Testis ektopik
Yaitu testis yang masih berada di kanalis inguinalis. Mudah diketahui dengan meraba daerah skrotum dan menghitung jumlah testisnya.
4.       Lipoma  atau herniasi properitoneal melalui cincin inguinal
5.       Orkitis

G.    Komplikasi
Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kanting hernia sehingga isis hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis ireponibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tesering menyebabkan keadaan ireponibilis adalah omentum karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih besar sering menyebabkan ireponibilis daripada usus halus.
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskuler (Proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata.
Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada strangulasi yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah dan pasien menjadi gelisah.

H.    Penatalaksanaan
1.       Pada hernia inguinalis reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan bedah elektif karena ditakutkan terjadinya komplikasi, sebaliknya bila telah terjadi proses strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepatnya mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus.

2.       Herniotomi dan herniorafi

No comments:

Post a Comment

trimakasih atas kritik dan sarannnya....